Hoaam.. mentari pagi ini membangunkanku untuk memulai
rutinitasku hari ini. Cuaca yang dingin menembus kulitku dengan sentuhan
lembutnya. Meski belum terbit sempurna setidaknya mentari sudah menyinari
suasana hening subuh hari. Semayup suara azan membuatku tergerak untuk
melangkah ke kamar mandi. Seperti biasa, sehabis mandi ku sempatkan sholat
terlebih dahulu sebelum bersiap berangkat sekolah. Kewajiban tetaplah
dilaksanakan, begitu pun kewajiban kita sebagai hamba allah, itulah yang selalu
ku tanamkan dalam hati agar selalu mendapat perlindungan-Nya.
Selang beberapa puluh menit, aku sudah
siap dengan seragam kebanggaanku, yap! Seragam sekolah pastinya. Kurapikan
kamarku, khususnya tempat tidur dan setumpuk buku yang tergeletak di meja belajar
yang kutinggalkan begitu saja tadi malam. Setelah kurasa beres, aku
melangkahkan kaki menuju ruang makan, disana terlihat wanita paruh baya yang
selalu mewarnai harinya dengan senyuman, yang selalu menghiasi bibirnya dengan
kelembutan bertutur kata. Tentunya kalian tahu yang ku maksud, dialah ibuku,
berlian hatiku.
“selamat pagi, bu”
sapaku memulai pembicaraan.
“pagi,sayang. Yuk
sarapan dulu, kali ini ibu masak nasi goreng spesial khusus untuk anak ibu yang
sudah memasuki bangku SMA hari ini.” Balas ibu dengan suara khasnya yang
lembut.
“ah, ibu bisa aja.
Niki juga bisa masuk SMA kan berkat do’a ibu” ujarku sedikit tersipu atas
ucapan ibu.
“dimanapun kamu,
apapun yang kamu lakukan diluar sana, do’a ibu selalu menyertaimu, sayang. Ibu
hanya ingin yang terbaik buat anak-anak ibu” kata ibu dengan mengelus kepalaku.
“ibuuu,, jadi
terharu deh niki. Makasih yaa bu, love you” sahutku seraya memeluk ibu dan
mencium pipinya.
“sudaah mari makan,
nanti keburu dingin loh. Lagian nanti kalau lama-lama kamu bisa telat. Ini kan
hari pertama” celoteh ibu.
“tuuh kaan. Keluar
deh cerewetnya ibu” candaku seraya menyantap masakan ibu yang tiada duanya. Eh,
sebenarnya dirumah ini ada 6 orang. Yaitu ayah, ibu, kakak-kakaku (rini, dewi,
ayu), dan aku sebagai si bungsu,hehe. Tapi kalau pagi-pagi begini ayah sudah
berangkat kerja. Sedangkan 2 kakakku sudah berumah tangga dan tinggal dirumah
mereka masing-masing. Kakakku yang satunya lagi mungkin masih tidur.
Setelah
sarapan aku bergegas berangkat sekolah mengingat hari ini adalah hari
pertama belajar efektif setelah melewati beberapa hari untuk masa orientasi, Seraya
menunggu temanku yang biasa memboncengiku tiap pagi, dia baik banget kan.
Jauhnya perjalanan ke sekolah tak
masalah bagiku, yang penting aku sangat bersyukur karena masih bisa melanjutkan
sekolah. Sementara di luar sana banyak teman-teman kita yang berkeinginan besar
untuk sekolah, tapi apalah daya, biaya yang menjadi rintangan terbesarnya.
Hanya satu keinginan ku untuk bersekolah, yaitu membahagiakan ayah dan ibu
kelak saat aku sukses. Siapa yang tak mau berdiri gagah dengan pakaian toga,
menyandang status sarjana, serta diapit oleh kedua orang tua dikiri kanannya.
Subhanallah, aku selalu merinding membayangkan itu. Tak tergambar bagaimana
bahagianya aku jika itu benar-benar terjadi, saat mimpiku menjadi nyata, saat
keinginan ku terwujud, saat cita-citaku tercapai.
Berbicara soal keseharian, hari-hariku
tidaklah bermewah-mewahan seperti kebanyakan remaja seusiaku. Aku tidak pernah
yang namanya hunting, aku tidak pernah yang namanya malam mingguan. Atau apalah
itu sejenis jalan-jalan. Bukannya kurang pergaulan, tetapi aku berusaha untuk
membatasi itu semua, sebab aku berpikir ke depan dengan memandang statusku
sekarang. Bahwa aku seorang remaja, aku seorang murid sekolah, status sebagai
pelajar menjadi tanggung jawabku saat ini. Jadi kurasa inilah saat yang tepat
bagiku untuk membangun semangat yang tinggi agar kelak bisa sukses seperti apa
yang menjadi angan dan keinginanku hingga saat ini.
Wah, tidak terasa. Mengenang keseharian,
membuatku tidak menyadari bahwa telah sampai di sekolah.
“ya allah, nikiii.
Ngelamunin apa sih, udah sampai kok nggak turun-turun” ujarku dengan geramnya.
“motor kamu keren
sih, jadinya aku nyaman duduk lama-lam disini,hehe” kataku dengan sedikit
bercanda.
“halaah, ngeles aja
kerjaannya” timpalnya seolah tak percaya.
“udah ah, yuk
masuk. Bentar lagi kan bel” balasku seraya menarik tangannya menuju kelas. Aku
hanya tersenyum mendengar temanku tak hentinya ngomel-ngomel sepanjang
perjalanan menuju kelas.
Yang namanya sekolah pasti waktunya akan
berakhir terasa cepat jika kita begitu menikmatinya. Entah mengapa aku selalu
merasa nyaman bersekolah, rasanya ini adalah rumah kedua ku. Saat ini kami
sedang di perjalanan pulang. Tawa canda menambah kecerian kami di perjalanan
yang terbilang cukup panjang untuk mencapai rumah kami. Membahas berbagai hal,
mulai dari membahas teman sekelas, pelajaran, bahkan pembicaraan yang kami
sendiri tidak tahu arah topiknya.haha.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju
kamar. Huh, sepi! Mungkin ibu lagi ikut pengajian. Maklum, meskipun banyak
pekerjaan rumah, tapi ibu selalu menyempatkan yang namanya ikut organisasi,
agar bisa berbaur dengan para tetangga.
Setelah makan, aku istirahat sejenak.
Kemudian dilanjutkan sholat ashar, barulah aku sempatkan mengulang pelajaran
sebelum mandi sore.
Saat ini aku sedang mengerjakan tugas di
kamar. Baru masuk sekolah sudah disuguhi dengan tugas-tugas. Tapi akan tetap
kulaksanakan. Namanya juga anak sekolah, kalau tak mau tugas yaa jangan
sekolah. Ya kan teman-teman?
Jarum
jam sudah menunjukkan pukul 21.00. waktunya aku menutup hari ini dengan tidur.
Semoga hari banyak pelajara berharga yang kudapat, dan banyak kebaikan yang ku
lakukan. AMIIIIIINNN…….
THE END
Karya: nur’aisyah risca wanti
0 komentar:
Posting Komentar
:)