Senin, 12 Oktober 2015

CERPEN//Story in my life


STORY IN MY LIFE
Hoaam.. mentari pagi ini membangunkanku untuk memulai rutinitasku hari ini. Cuaca yang dingin menembus kulitku dengan sentuhan lembutnya. Meski belum terbit sempurna setidaknya mentari sudah menyinari suasana hening subuh hari. Semayup suara azan membuatku tergerak untuk melangkah ke kamar mandi. Seperti biasa, sehabis mandi ku sempatkan sholat terlebih dahulu sebelum bersiap berangkat sekolah. Kewajiban tetaplah dilaksanakan, begitu pun kewajiban kita sebagai hamba allah, itulah yang selalu ku tanamkan dalam hati agar selalu mendapat perlindungan-Nya.
        Selang beberapa puluh menit, aku sudah siap dengan seragam kebanggaanku, yap! Seragam sekolah pastinya. Kurapikan kamarku, khususnya tempat tidur dan setumpuk buku yang tergeletak di meja belajar yang kutinggalkan begitu saja tadi malam. Setelah kurasa beres, aku melangkahkan kaki menuju ruang makan, disana terlihat wanita paruh baya yang selalu mewarnai harinya dengan senyuman, yang selalu menghiasi bibirnya dengan kelembutan bertutur kata. Tentunya kalian tahu yang ku maksud, dialah ibuku, berlian hatiku.
“selamat pagi, bu” sapaku memulai pembicaraan.
“pagi,sayang. Yuk sarapan dulu, kali ini ibu masak nasi goreng spesial khusus untuk anak ibu yang sudah memasuki bangku SMA hari ini.” Balas ibu dengan suara khasnya yang lembut.
“ah, ibu bisa aja. Niki juga bisa masuk SMA kan berkat do’a ibu” ujarku sedikit tersipu atas ucapan ibu.
“dimanapun kamu, apapun yang kamu lakukan diluar sana, do’a ibu selalu menyertaimu, sayang. Ibu hanya ingin yang terbaik buat anak-anak ibu” kata ibu dengan mengelus kepalaku.
“ibuuu,, jadi terharu deh niki. Makasih yaa bu, love you” sahutku seraya memeluk ibu dan mencium pipinya.
“sudaah mari makan, nanti keburu dingin loh. Lagian nanti kalau lama-lama kamu bisa telat. Ini kan hari pertama” celoteh ibu.
“tuuh kaan. Keluar deh cerewetnya ibu” candaku seraya menyantap masakan ibu yang tiada duanya. Eh, sebenarnya dirumah ini ada 6 orang. Yaitu ayah, ibu, kakak-kakaku (rini, dewi, ayu), dan aku sebagai si bungsu,hehe. Tapi kalau pagi-pagi begini ayah sudah berangkat kerja. Sedangkan 2 kakakku sudah berumah tangga dan tinggal dirumah mereka masing-masing. Kakakku yang satunya lagi mungkin masih tidur.
        Setelah  sarapan aku bergegas berangkat sekolah mengingat hari ini adalah hari pertama belajar efektif setelah melewati beberapa hari untuk masa orientasi, Seraya menunggu temanku yang biasa memboncengiku tiap pagi, dia baik banget kan.
        Jauhnya perjalanan ke sekolah tak masalah bagiku, yang penting aku sangat bersyukur karena masih bisa melanjutkan sekolah. Sementara di luar sana banyak teman-teman kita yang berkeinginan besar untuk sekolah, tapi apalah daya, biaya yang menjadi rintangan terbesarnya. Hanya satu keinginan ku untuk bersekolah, yaitu membahagiakan ayah dan ibu kelak saat aku sukses. Siapa yang tak mau berdiri gagah dengan pakaian toga, menyandang status sarjana, serta diapit oleh kedua orang tua dikiri kanannya. Subhanallah, aku selalu merinding membayangkan itu. Tak tergambar bagaimana bahagianya aku jika itu benar-benar terjadi, saat mimpiku menjadi nyata, saat keinginan ku terwujud, saat cita-citaku tercapai.
        Berbicara soal keseharian, hari-hariku tidaklah bermewah-mewahan seperti kebanyakan remaja seusiaku. Aku tidak pernah yang namanya hunting, aku tidak pernah yang namanya malam mingguan. Atau apalah itu sejenis jalan-jalan. Bukannya kurang pergaulan, tetapi aku berusaha untuk membatasi itu semua, sebab aku berpikir ke depan dengan memandang statusku sekarang. Bahwa aku seorang remaja, aku seorang murid sekolah, status sebagai pelajar menjadi tanggung jawabku saat ini. Jadi kurasa inilah saat yang tepat bagiku untuk membangun semangat yang tinggi agar kelak bisa sukses seperti apa yang menjadi angan dan keinginanku hingga saat ini.
        Wah, tidak terasa. Mengenang keseharian, membuatku tidak menyadari bahwa telah sampai di sekolah.
“ya allah, nikiii. Ngelamunin apa sih, udah sampai kok nggak turun-turun” ujarku dengan geramnya.
“motor kamu keren sih, jadinya aku nyaman duduk lama-lam disini,hehe” kataku dengan sedikit bercanda.
“halaah, ngeles aja kerjaannya” timpalnya seolah tak percaya.
“udah ah, yuk masuk. Bentar lagi kan bel” balasku seraya menarik tangannya menuju kelas. Aku hanya tersenyum mendengar temanku tak hentinya ngomel-ngomel sepanjang perjalanan menuju kelas.
        Yang namanya sekolah pasti waktunya akan berakhir terasa cepat jika kita begitu menikmatinya. Entah mengapa aku selalu merasa nyaman bersekolah, rasanya ini adalah rumah kedua ku. Saat ini kami sedang di perjalanan pulang. Tawa canda menambah kecerian kami di perjalanan yang terbilang cukup panjang untuk mencapai rumah kami. Membahas berbagai hal, mulai dari membahas teman sekelas, pelajaran, bahkan pembicaraan yang kami sendiri tidak tahu arah topiknya.haha.
        Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar. Huh, sepi! Mungkin ibu lagi ikut pengajian. Maklum, meskipun banyak pekerjaan rumah, tapi ibu selalu menyempatkan yang namanya ikut organisasi, agar bisa berbaur dengan para tetangga.
        Setelah makan, aku istirahat sejenak. Kemudian dilanjutkan sholat ashar, barulah aku sempatkan mengulang pelajaran sebelum mandi sore.
        Saat ini aku sedang mengerjakan tugas di kamar. Baru masuk sekolah sudah disuguhi dengan tugas-tugas. Tapi akan tetap kulaksanakan. Namanya juga anak sekolah, kalau tak mau tugas yaa jangan sekolah. Ya kan teman-teman?
        Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.00. waktunya aku menutup hari ini dengan tidur. Semoga hari banyak pelajara berharga yang kudapat, dan banyak kebaikan yang ku lakukan. AMIIIIIINNN…….
       THE END

Karya: nur’aisyah risca wanti

@aisyah_risca

cerpen ini masih anget loh,, baru dibuat atas permintaan sepupuku,hehe. katanya untuk tugas sekolah. tapi kok dia nyuruh aku yaa?waah mau memasulkan nama pengarang deh dia kayaknya, hihii *peace

0 komentar:

Posting Komentar

:)