Rabu, 03 Oktober 2018

Makalah Pendidikan Sebagai sebuah Ilmu


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Pendidikan adalah suatu proses mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan obyek pendidikan. Ilmu yang ditransfer umumnya ilmu pengetahuan yang bersifat memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta didik mampu mengetahui segala macam keadaan alam, sosial dan kebudayaan yang ada di dunia. Misalnya pada pendidikan formal atau sekolah, obyek utama dalam proses pendidikan adalah ilmu pengetahuan.

Kenapa pendidikan itu disebut ilmu? Karena ilmu merupakan obyek utama dari pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan.misalnya, anak sejak kecil dididik oleh orang tuanya kalau makan supaya menggunakan tangan kanan, itulah yang dinamakan pendidikan dan makan menggunakan tangan kanan itulah yang disebut ilmu karena kalau menggunakan tangan kiri tidak sopan.
Untuk pada makalah ini digali lebih dalam bagaimana pendidikan dikataran sebagai sebuah ilmu.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi pendidikan dan ilmu?
2.      Bagaimana pendidikan dikatakan sebagai ilmu?
3.      Apa saja sifat-sifat pendidikan sebagai ilmu?
4.      Apa saja macam-macam ilmu pengetahuan?
5.      Bagaimana ilmu pengetahuan berkembang?
6.      Apa yang menjadi objek ilmu pengetahuan?
1.3  Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui dan memahami defenisi ilmu dan pendidikan
2.      Untuk mengetahui dan memahami sifat dan jenis ilmu pengetahuan
3.      Untuk menggambarkan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan
4.      Untuk mengetahui objek ilmu pengetahuan




BAB II
PEMBAHASAN
                                           
PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH ILMU
2.1Pendidikan Sebagai Suatu Ilmu Dimensi Perspektif
Ilmu Pendidikan itu suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya ke kehidupan yang bermakna. Atau juga bisa diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran, perasaan dan keterampilan.
Menurut definisi psikologi : pendidikan yaitu mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi atau akibat dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.
Pada dasarnya pendidikan erat kaitannya dengan ilmu karena objek utama pendidikan adalah ilmu. Ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti luas, ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
Untuk mencapai status sebagai ilmu pengetahuan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Prof.J.R. Pudjawijatno, 1960 : 9 syarat-syarat tersebut ialah:
1. Mengejar kebenaran (obyektivitas)
Objek dalam dunia ilmu pengetahuan di bedakan menjadi dua, yaitu objek formal dan objek material. Objek formal adalah sudut tinjauan dari penelitian atau pembicaraan suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi pembicaraan atau penelitian dari suatu ilmu pengetahuan. Sebagai contoh dari objek formal adalah sosiologi dan psikologi yang dapat mempunyai objek material yang sama yakni manusia.
2. Metode
Setiap ilmu pengetahuan harus di syaratkan mempunyai metode penelitian yaitu cara-cara yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah baik metode pengumpulan keterangan atau data ataupun metode metode pengolahan dengan pola pikir yang induktif atau deduktif.

3. Bersistem
Merupakan persyaratan ilmu pengetahuan yang otonom. Maksudnya merupakan uraian sejumlah komponen atau unsur yang berkaitan satu dengan lainya menurut susunan tetentu sehingga merupakan satu kesatuan yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Ahmad sanusi (1989) mengatakan ilmu pendidikan di tanah air dewasa ini masih dalam proses perkembangan yang belum lengkap dan bulat. Kalaupun ada konsep pendidikan yang dibuat oleh dewantara, namun tidak mendapat pengembangan  dalam arti penelaah empiris, sehingga belum dapat dikatakan ilmu.

1.      Sifat Pendidikan Sebagai Suatu Ilmu
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasikan bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehingga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Pendidikan dalam arti luas tidak hanya bersifat klasikal (formal) tetapi juga bersifat non klasikal (non formal), keduanya harus terpadu, saling mengisi kontinyu, tidak pernah berhenti sampai akhir hayat.
Ilmu adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya, dan membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel).
Pada dasarnya ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.




2.      Sifat-Sifat Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
·           Normatif: memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya – budaya daerah yang bersifat positif.
·           Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
·           Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal yang sekecil – kecilnya (atomistik).
·           Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.

a)    Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pandangan manusia itulah yang dijadiakn norma atau kriteria untuk mendidik. Norma ini biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikannya. Ilmu pendidiakn diarahkan pada perbuatan mendidik yang bertujuan, sedangkan nilai merupakan ukuran bersifat normatis, sehingga ditegaskan bahwa ilmu pendidikan bersifat deskriptif-normatif.
b)    Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoretis dan Praktis-Pragmatis
            Pada zaman nasionalisme pendidikan sebagai ilmu mulai muncul. Zaman ini dikatakan sebagai kebangkitan ilmu pendidikan, sebab komponen-komponen ilmu mulai lengkap. Ilmu pendidikan telah memisahkan diri secara sempurna dari induknya yaitu filsafat. Salah satu tokoh yang sangat terkenal ialah Johann Gottlieb Fichate yang hidup pada Tahun 1762-1814.

3.       Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
           Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai  unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
            Definisi sistem yang terkait dengan pendidikan nasional tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa ”Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam suatu system terdapat :

1.      Komponen yang dapat dikenali
2.      Komponen saling terkait secara teratur
3.      Komponen saling ketergantungan satu sama lain
Mekanisme antar saling komponen terkait dan merupakan satu kesatuan organisasi

4.      Kesatuan Organisasi Berfungsi Dalam Mencapai Tujuan.
Pada umumnya, system dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem terbuka ( system berhubungan dengan lingkunganya, komponen dibiarkan berhubunagn dengan komponen luar) dan sistem tertutup (semua komponen terisolasi dai pengaruh luar).
Proses pendidikan berlangsung jika komponen dalam system bergerak dan saling terkait. Selain itu, hubungannya harus bersifat fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap komponen yang terdapat di daam sistem pendidikan seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai porsinya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas. P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut:
a.       Tujuan dan Prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
b.      Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan umum pendidikan.
c.       Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.

d.      Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
e.       Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
f.       Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.
g.      Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
h.      Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
i.        Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
j.        Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
k.      Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
l.        Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar input-output berikut ini.Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut.
5.      Pendidikan Nasional Sebagai Suatu Sistem
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional mempunyai tujuan yang jelas, seperti yang dicantumkan pada undang-undang pendidikan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ktrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

6.      Unsur-unsur Pokok Sistem Pendidikan nasional
Kazik (1969:1) mendefinisikan sistem sebagai "organisme yang dirancang dan dibangun strukturnya secara sengaja, yang terdiri dari komponen-kumponen yang berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang harus berfungsi sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan sebelumnya". Suatu sistem memiliki tiga unsur pokok: (1) tujuan, (2) isi atau  komponen, dan (3) proses. Kalau pendidikan nasional kita benar-benar merupakan suatu sistem, maka ia setidak-tidaknya memiliki tiga unsur pokok tersebut. Di samping itu, komponen-komponen sistem tersebut harus berhubungan dan berinteraksi secara terpadu. Adapun komponen pokok dalam sistem pendidikan yaitu : tujuan dan prioritas, anak didik ( siswa ), pengelolaan, struktur dan jadwal, isi kurikulum, pendidik (guru alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian dan biaya.

7.      Realisasi Sistem Pendidikan Nasional
Realisasi pelaksanaan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional secara utuh akan masih memerlukan waktu.
Perlu disadari bahwa UU No. 20 Tahun 2003 tidak mungkin dapat mengatur semua kegiatan pendidikan yang terjadi di lapangan. Undang-undang pendidikan nasional hanya mampu memberikan arah, dan mem-berikan prinsip-prinsip dasar untuk menuju arah tersebut, serta mengatur prosedurnya secara umum. Realitas pe1aksanan pendidikan di lapangan akan banyak ditentukan oleh petugas yang berada di barisan paling depan, yaitu guru, kepala sekolah dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya.
2.2 Macam-Macam Ilmu Pendidikan
Pengertian Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran daan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.

Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar :
1.    Prof. Dr. N. Driyarkara : pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis, dan sistematis.
2.    Prof. M. J. Langeveld : suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaanatau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Objek Ilmu Pendidikan ialah proses-proses atau situasi pendidikan.
3.    Dr. Sutari Imam Barnadib : ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Menurutnya, perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan:
·                     adanya tujuan yang hendak dicapai
·                     adanya subjek manusia
·                     yang hidup bersama daalam lingkungan hidup tertentu
·                     yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
4.    Prof. Brodjonegoro : teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soalyang timbul dalam praktik pendidikan.

Macam-macam ilmu pendidikan : Menurut Dra. Nurhuda M.Pd (2015:37)
1.      Ilmu Pendidikan Teoritis
sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Manfaat pendidikan teoritis:
·         Sebagai pedoman arah dan tujuan yang akan dicapai
·         Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik pendidikan
·         Sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang melaksanakan tugas dalam pendidikan

2.      Ilmu Pendidikan Praktis
Menurut Redja M. Praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan, dan aspek dorongan (motivasi). Tujuan praktik pendidikan adalah membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah laku fundamental yang diharapkan. Proses krgiatan: seperangkat kegiatan social/bersama, usaha menciptakan peristiwa pendidikan dan mengarahkannya, serta merupakan usaha secara sadar atau tidak sadar melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan. Dorongan (motivasi): untuk melaksanakan praktik pendidikan muncul karna adanya kewajiban untuk mendorong orang lain. 

3.      Ilmu Pendidikan Sistematis.
Ilmu pendidikan sistematis juga disebut ilmu pendidikan teoritis, adalah ilmu pendidikan yang menguraikan masalah teori-teori yang digunakan sebagai landasan melaksanakan pendidikan. Jadi ilmu pendidikan teoritis merupakan konsep-konsep tentang teori yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanaka pendidikan.

4.      Ilmu Pendidikan Historis.
Usaha-usaha pendidikan itu telah terdapat semenjak dahulu kala. Usaha-usaha ini berjalan terus menerus sampai sekarang. Perkembangan usaha-usaha pendidikan ini sangat perlu diketahui dan dikaji untuk dicari manfaatnya bagi usaha pendidikan dimasa sekarang. Pengkajian atau studi tentang usaha-usaha pendidikan dimasa lampau itu, dilakukan oleh ilmu pendidikan historis.

5.      Ilmu Pendidikan Komparatif.
Setiap negara di dunia ini pasti melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Uraian tentang usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara-negara di dunia ini dihipun dalam ilmu pendidikan komparatif. Jadi tugas ilmu pendidikan komparatif itu adalah melaksanakan komparatif antara usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara atau negara-negara lain.
6.      Ilmu Pendidikan Sosial.
Pendidikan Sosial itu adalah suatu usaha membimbing seorang individu agar dapat hidup serasi dengan masyarakatnya dan dapat mengambil atau melaksanakan usaha-usaha demi kemajuannya itu. Seperti diktahui, setiap individu itu mempunyai dua aspek, yaitu aspek individu dan aspek sosial, maka ilmu pendidikan sosial inilah yang memperhatikan aspek sosialnya itu.

7.      Ilmu Pendidikan Nasional .
Adapun definisinya adalah pendidikan yang dilakukan oleh sesuatu bangsa dan demi kepentingan kebangsaan itu sendiri. Uraian tentang pendidikan nasional, diberikan di dalam ilmu pendidikan nasional, Uraian itu biasanya meliputi masalah :Filsafatnya,Dasar dan tujuannyaAdministrasi dan pendidikannyaOrganisasi sekolah sertaSejarahnya. http://bagoes1st.blogspot.co.id/2013/12/pengantar-pendidikan-macam-macam-ilmu.html


2.3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum).  Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus.  Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat.
Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah (Siswomihardjo, 2003).
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.  Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral.   Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005). http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/03/perkembangan-ilmu-pengetahuan.html


Definisi Ilmu Pengetahuan
Membicarakan masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan.
Pengertian ilmu     yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.   
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya  adalah :
·        Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
·        Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
·        Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
·        Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
·        Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika .... maka “.
·        Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.

Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.  
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.



2.4 Objek Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut.

Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian.

Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda (Mudhofir, 2005).


Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu Pendidikan itu suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya ke kehidupan yang bermakna.
                    Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai  unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
                              Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum).  Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus.  Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat.

3.2 SARAN
Saran yang bersifat membangun kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Bagi para pembaca dan teman-teman lainnya, jika ingin manambah wawasan maka kami harapkan dengan rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah dan buku alamiah dasar lainnya yang berkaitan dengan Pendidikan Sebagai Sebuah ilmu.



0 komentar:

Posting Komentar

:)