Rabu, 03 Oktober 2018

Makalah Resensi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, diantaranya ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas bab sebuah buku.
Sama halnya dengan ringkasan, dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa surat kabar maupun majalah.
Dalam kegiatan resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca.
            Resensi diperlukan untuk mengetahui informasi dari sebuah buku. Buku yang diresensi  merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut. Melalui ringkasan, seseorang dapat dengan mudah memehami isi bacaan.
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan  berbagai ulasan  mengenai buku  tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi dan ringkasan yaitu pengertian atau definisi, tujuan, syarat, dan cara membuat resensi dan ringkasan, dan sebagainya.










1.2  Rumusan Masalah
Berikut permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.    Apa pengertian  resensi dan ringkasan?
2.    Apa saja tujuan resensi dan ringkasan?
3.    Bagaimana pertimbangan, materi, dan penggunaan bahasa dalam resensi?
4.    Syarat-syarat apa saja yang harus diperhatikan dalam resensi dan ringkasan?
5.    Bagaimana sistematika penulisan resensi dan ringkasan?
6.    Apa saja contoh resensi dan ringkasan?

1.3    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian resensi dan ringkasan.
2.      Untuk mengetahui tujuan resensi dan ringkasan.
3.      Untuk mengetahui pertimbangan, materi, dan penggunaan bahasa dalam resensi.
4.      Untuk mengetahui syarat penulisan resensi dan ringkasan.
5.      Untuk mengetahui cara menulis resensi dan ringkasan.
6.      Untuk mengetahui contoh dari resensi dan ringkasan.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resensi
            Resensi sangat diperlukan melihat banyaknya karya-karya yang lahir hingga saat ini bahkan masa yang akan datang. Resensi menjadi informasi tambahan bagi penikmat karya dalam memilih atau memahami hal yang menjadi daya tarik mereka terhadap karya tersebut. Tentunya melalui resensi yang memuat penilaian terkait suatu karya atau karangan.

2.1.1 Pengertian Resensi
Menurut Widjono Hs (2012:297), resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya buku, film, produk teknologi dan lain-lain. Penilain ini  menyajikan kualitas sebuah karya, baik  yang berhubungan dengan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun kekurangan-kekurangannya.
Resensi buku berupaya menyajikan penilaian objektivitas kuliatas buku sehingga dapat menjembatani keinginan penulis kepada pembacanya. Penilaian berhubungan dengan keahlian dan pengalaman pengarang atas karya yang diresensikan, analisis penyajian materi, analisis teknik penyajian, analisis kebahasaan, keunggulan atau kekuatan topik dan  pembahasan, kekuatan ekspresi, kekuatan intelektual, dan lain-lain yang dapat memotivasi pembaca resensi untuk membaca bukunya secara langsung.

2.1.2  Batasan Resensi
Menurut Arifin (2009:235), resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Dengan demikian, resensi dapat juga dikatakan sebagai suatu komentar atau ulasan seorang penulis atas sebuah hasil karya, baik buku, film, karya seni, maupun produk yang lain. Misalnya, buku karya ilmiah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen, drama/lakon, dan sejenisnya dapat diresensi. Komentar atau ulasan hendaklah faktual, objektif, dan bertolak dari pandangan yang positif. Komentar atau ulasan tersebut menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan dengan keunggulan maupun kekurangannya, berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan karya tersebut. Semua kekurangan dan kelemahan yang dipaparkan dalam resensi akan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi penulis karya tersebut.
Dalam resensi lazimnya dikemukakan pula pandangan dan pendapat penulisnya. Boleh juga dicantumkan format, ukuran, dan halaman buku. Akan tetapi, yang paling prinsip adalah substansinya.

2.1.3 Tujuan Menulis Resensi
Menurut Arifin (2009:236), tujuan meresensi buku bermacam-macam, yaitu:
Pertama, penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya.
Kedua, penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya yang diresensikan itu layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak.
Ketiga, penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya untuk membaca buku tersebut secara langsung.
Keempat, penulis resensi dapat pula mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas buku, baik kelebihan maupun kekurangannya.
Kelima, penulis resensi mengharapkan memperoleh honorarium atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.

2.1.4 Pertimbangan dalam resensi
            Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai sisi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Untuk itu, dalam bukunya Widjono Hs (2012:298), pertimbangan menyajikan:
1)    Keinginan pengarang
Keinginan tidak seluruhnya terbuang dalam karangannya misalnya misi, visi, dan hakikat penulisan tidak seluruhnya dituangkan dalam karangannya. Untuk mengetahui hal tersebut, penulis resensi perlu melakukan metaanalisis, yaitu mengkaji landasan filosofi yang dijadikan dasar penulisan, misalnya: landasan idealism, paradigma pembaca yang hendak dikembangkan melalui karangannya dan fokus pengembangan keterampilan pembaca.
2)    Kepentingan Pembaca
Dengan membaca resensi, pembaca akan merasa terbantu mendapatkan informasi buku yang diperlukan. Pembaca akan dapat melihat gambaran keseluruhan isi, informasi tentang buku, dan kualitas buku tanpa harus melihat buku tersebut  diantara buku yang begitu banyak di took-toko buku. Bahkan, mereka  cukup membaca di surat kabar yang dibelinya, tanpa harus ke toko buku yang mungkin akan memakan waktu yang dinilainya sangat berharga.
3)    Pengarang dan Pembaca
Resensi merupakan upaya mengomunikasikan harapan pembaca dan keinginan pengarang akan adanya buku berkualitas yang diperlukannya. Sejalan dengan hal itu, penulis resensi perlu menginformasikan sasaran dan target yang diharapkan penulis kepada pembacanya. Untuk itu resensi perlu mencantumkan tujuan konkret yang hendak disampaikan kepada pembaca, unsur penting buku tersebut, keunggulan-keunggulan, dan manfaatnya bagi keperluan pembaca.
4)    Materi Karangan
Resensi harus mengemukakan materi tulisan. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani keinginan penulisan dan pembacanya. Penulis resensi berkewajiban melakukan hal ini untuk menunjukkan bahwa materi tersebut  tepat bagi segmen pembaca yang menjadi targetnya. Materi ini menyajikan keseluruhan materi secara ringkas, terutama materi bahasa yang baru dan perlu diketahui oleh calon pembaca dengan menunjukkan berapa pentingnya materi tersebut bagi pembaca.

2.1.5 Materi yang Diresensi
Menurut Arifin (2009:236), resensi diharapkan menyajikan materi buku dengan tepat, yang meliputi:
1)      Landasan filosofi penulis karya asli;
2)      Kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi;
3)      Substansi karya yang diresensi bagian per bagian, bab per bab;
4)      Fisik karya yang diresensi, termasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna, jilid, gambar dan ilustrasi.

2.1.6 Bahasa dalam Resensi
Menurut Arifin (2009:238), bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
Langkah dan teknik meresensi sebuah karya lazimnya mengikuti tahapan berikut:


o   Mengamati Suatu Karya
o   Membaca Isi Suatu Karya
o   Membuat Ringkasan
o   Memaparkan Isi dan Mutu Suatu Karya


2.1.7 Syarat-Syarat Menulis Resensi
Berapa hal yang perlu ditekankan dan diperhatikan dalam menulis resensi, diantaranya:
1.      Resensi perlu menyebutkan jenis buku.
2.      Adanya deskripsi buku : materi atau isi, penerbit, tebal, format, jumlah bab, dan lain-lain.
3.      Dalam penyajian materi diharapkan: sesuai dengan tuntutan dan selera pembaca,  sesuai dengan tingkat pendidikan dan segmen pembaca, sesuai dengan visi dan misi penulis, dan berapa ketentuan lainnya.
4.      Dalam penyajian isi: keseluruhan isi buku dari sampul dengan bahasan utama, basis kompetensi penulis serta kelayakan buku bagi pembaca.
5.      Harus bermanfaat

2.1.8 Sistematika Resensi
Menurut Arifin (2009:238) pada dasarnya, sistematika resensi adalah sebagai berikut:
a)  Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.
b) Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
c)  Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
d) Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
e)  Sampaikan pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
f)   Tuliskan identitas si penulis resensi.

2.1.9   Contoh Resensi                       
NOVEL
Don’t Cry “cinta itu bertahan meski dia terluka”

Judul buku    :           Don't Cry "cinta itu bertahan meski dia terluka"
Pengarang     :           Adytya Fitriani
Penerbit         :           de TEENS
Tahun terbit  :           Maret, 2014
Kota terbit    :           Yogyakarta
Tebal buku    :           244 Halaman

Sinopsis   :
"Aku janji Hikari. Kita akan selalu memiliki". Itu yang diucapkan Takeru saat kami merayakan dua tahun hubungan kami. Aku sangat bahagia. Kami memang pasangan serasi yang membuat banyak orang terasa iri.
Penggalan cerita diatas merupakan ulasan sedikit tentang isi novel. Novel yang mengisahkan tentang percintaan seorang remaja SMA. Perjalanan cinta mereka yang terbilang lancar - lancar saja tanpa ada pertengkaran yang memuncak. Dua remaja yang sama-sama memiliki keinginan untuk bisa melanjutkan studinya di Universitas yang mereka inginkan. Takeru yang ingin melanjutkan di Jurusan Komunikasi disalah satu Universitas yang terkenal. Hikari yang juga ingin melanjutkan studinya di jurusan Sastra dan Bahasa. Meski keinginan mereka berbeda, namun Takeru berjanji akan selalu bersama Hikari. Apa pun itu kondisinya.
Sampai pada suatu saat tepat akan ulang tahun Takeru, Hikari mencari kado untuk kekasihnya dengan alasan berbohong ada janji dengan sahabatnya. Sepulang membeli kado, Hikari terburu - buru karena telah berjanji akan makan malam bersama Takeru ia cepat - cepat pulang. Hikari kecelakaan.
Takeru yang mendengar berita itu langsung merasa bersalah karena telah membuat Takeru terburu - buru untuk bertemu dengannya. Selama menunggu Hikari sembuh, ternyata Takeru pun punya penyakit kanker otak. Sehingga membuatnya untuk menjauh dari Hikari. Hikari pun sadar dari koma, namun Hikari sudah kehilangan jejak Takeru.
Takeru menghilang dari semuanya. Hingga perkuliahan sudah berjalan dua tahun, Hikari sama sekali tidak menemukan jejak Takeru. Sampai pada akhirnya ibu Hikari menceritakan semua apa yang sebenarnya terjadi selama dua tahun belakangan semenjak dia koma.
Takeru merasa dirinya ingin bertemu dengan Hikari. Dengan segera Hikari menemui Takeru di tempat yang sudah dijanjikan. Namun, Hikari tak menemukan satu orang pun di taman. Sampai Hikari menerima telepon bahwa Takeru pingsan di taman karena suhu yang sangat dingin.
Hikari langsung berlari menuju rumah sakit tempat Takeru dirawat. Ryuu-kun teman kecil Takeru langsung menginformasikan kalau Takeru mengalami koma.
Dengan rasa cinta setiap hari Hikari menjenguk Takeru dengan menggenggam tangan Takeru berharap ia akan segera sadar. Sampai pada akhirnya, penantian itu datang. Takeru sadar dari komanya. Semuanya senang lalu keluar kamar perawatan membiarkan mereka menikmati waktu berduanya.
Pemakaian Bahasa :
Jika dilihat dari cerita dalam novel tersebut, Hikari dan Takeru menggunakan bahasa sehari-hari khas anak remaja. Bahasanya ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang dalam. Dalam novel ini, penulis juga banyak menyisipkan kata-kata asing. Namun juga terdapat sebagaian besar kalimat ditulis dalam bahasa baku yang mencerminkan novel ini layaknya novel terjemahan, tetapi mudah dipahami.
          Jika dibandingkan dengan beberapa karya maupun novel sejenis, novel ini juga memiliki khas tersendiri dengan berlatarkan suasana negara Jepang. Serta gaya dan pola hidup masyarakat negara tersebut.

Kelebihan           :
a.       Ilustrasi gambar sampul menarik.
b.      Bahasa yang digunakan mudah dipahami sesuai dengan bahasa yang digunakan anak remaja pada umumnya dalam percakapan sehari-hari.
c.       Tampilan dalam novel tidak monoton serta menarik.
d.      Terdapat  tambahan bahasa asing, sehingga menambah wawasan dan perbendaharaan kata.

Kelemahan         :
a.       Jalan cerita atau alur cerita tidak teratur, sehingga sulit memahami bagian cerita sebelumnya.
b.      Penyelesaian konflik terlalu singkat, sehingga permasalahan tokoh tidak mencapai puncak atau datar saja.
c.       Warna kertas tidak putih sehingga menimbulkan kesan sudah lama.
d.      Serta halaman tertentu berjumlah ganda (halaman 13).

Saran                  :
                      Secara keseluruhan penggalan cerita dalam novel ini sudah menarik, namun permasalahannya terlalu cepat selesai. Sebaiknya penulis lebih memperjelas konflik dengan penyelesaian masalah yang lebih mendetail. Serta berdasarkan kelemahan tersebut mungkin bisa diperbaiki percetakan  untuk cetakan berikutnya. Agar lebih menarik lagi untuk dibaca.
                      Untuk kalangan remaja yang memiliki hobi membaca, novel ini sangat cocok dijadikan bahan bacaan yang menghibur. Serta dapat menambah wawasan akan negara luar dan beberapa penggunaan bahasa asing yang bisa memperbanyak perbendaharaan kata.
2.2      Ringkasan
Ringkasan sudah tidak asing lagi dalam dunia tulis-menulis, terutama pada proses pembelajaran. Ringkasan pada umumnya memuat hal-hal penting dalam suatu bacaan atau tulisan yang mempermudah pembaca untuk lebih memahami karya maupun suatu buku bacaan.

2.2.1        Pengertian Ringkasan
Menurut Arifin (2010:231), Ringkasan berasal dan bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu. Pekerjaan meringkas tersebut tidak ubahnya seperti pekerjaan memangkas-mangkas sebatang pohon yang rimbun, membuang-buang yang tidak perlu. Ranting-ranting yang tidak berfungsi lagi, pohon-pohon panjat yang menjalar di sepanjang batang dan dahannya, serta daun-daun yang tidak berguna lagi dibuang. Hasil ringkasan itu laksana sebatang pohon yang memiliki batang, cabang, dan ranting, serta daun yang diperlukan saja. Dengan demikian, sebuah ringkasan adalah sebuah karangan yang kehilangan hiasan, keindahan, ilustrasi, dan keterangan yang bertele-tele.
Ringkasan juga diartikan sebagai penyajian singkat dari sebuah karangan. Ringkasan sering disebut dengan ikhtisar. Dalam ringkasan ide-ide pokok dalam suatu karangan disajikan kembali secara singkat sehingga menjadi karangan yang lebih ringkas.
Penulis ringkasan harus memahami isi tulisan asli. Dia berbicara sebagai “penyambung lidah” penulis asli dengan karangannya yang lebih pendek. Akan tetapi, hasil ringkasannya itu dapat dipandang sebagai karangan yang bersudut pandang orang ketika sehingga gaya kalimat langsung dapat dijadikan kalimat tidak langsung dengan memanfaatkan kata bahwa dalam ringkasan itu. Sebaliknya, penulis ringkasan tidak dapat melepaskan dirinya dari diri penulis asli dalam hal kesan yang dimunculkan oleh ringkasannya itu. Oleh sebab itu, ringkasan tetap mempertahankan keberadaan isi bab per bab, bagian per bab dengan sangat memedulikan tata urutan yang ada di dapat karangan asli.

2.2.2 Tujuan Membuat Ringkasan
Seorang siswa diserahi oleh guru sebuah cerita rakyat atau cerita kepahlawanan untuk dibaca oleh siswa tersebut. Dari bacaan itu diharapkan siswa tersebut dapat memahami isinya. Siswa diminta untuk menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri tentang isi cerita rakyat itu. Karena cerita aslinya itu memiliki alur lurus yang mudah diikuti, siswa dengan mudah menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri sesuai dengan alur cerita asli. Hasil penceritaan kembali oleh siswa tersebut merupakan suatu ringkasan. Dengan demikian, menurut Arifin (2010:232), dapat dikatakan bahwa ringkasan cerita dapat dijadikan ukuran bagi guru untuk melihat seberapa jauh siswa dapat memahami cerita kepahlawanan yang dibacanya. Seorang siswa yang tidak memahami cerita yang dibacanya dengan baik, dia tentu tidak dapat menceritakan kembali apa yang dibacanya. Tentu, dia tidak dapat menulis ringkasan cerita itu.
Sebuah ringkasan dibuat atas kerja menyingkat atau memendekkan sebuah karangan yang panjang. Dia harus mampu memilah-milah mana gagasan yang utama dan mana gagasan yang bawahan. Ringkasan dibuat untuk membantu pembaca buku memahami buku yang panjang itu. Ringkasan membantu pembaca buku untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu.

2.2.3 Syarat Membuat Ringkasan
Berdasarkan pembahasan pengertian ringkasan yang dikemukakan Arifin (2010:231), terdapat beberapa ketentuan dalam membuat sebuah ringkasan diantaranya:
1.   Disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan asli.
2.   Berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada dalam tulisan asli.
3.   Tetap mempertahankan keberadaan isi bab per bab dari karangan asli.

2.2.4 Sistematika atau Cara Membuat Ringkasan
Beberapa hal dalam meringkas karangan perlu diperhatikan oleh penulis ringkasan. Yang perlu diketahui adalah bahwa ringkasan itu tidak akan terwujud andaikata penulis ringkasan tidak membaca buku asli dengan baik. Oleh sebab itu, langkah yang dilakukan oleh penulis ringkasan menurut Arifin (2010:233) adalah:
a. Membaca Naskah
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah membaca naskah asli. Pembacaan tersebut dapat dilakukan berkali-kali agar pembaca tersebut memahami benar-benar isi karangan itu. Kegiatan ini dapat berwujud dengan baik jika pembaca selalu menghubungkan bacaan itu dengan kesatuan bacaan, seperti selalu mengingat judul karangan, selalu memperhatikan daftar isi buku, dan selalu mengingat urutan bacaan.
Dalam membaca karangan itu pembaca tidak harus mengambil apa yang tersirat, tetapi lebih ditekankan pada hal-hal yang tersurat dan hubungannya dengan yang terirat. Maksudnya, pembaca tidak boleh terlalu jauh mengartikan apa yang tertulis dengan hal-hal yang dipikirkan oleh pembaca. Oleh sebab itu, pembaca harus memahami benar-benar apa yang dipikirkan oleh penulis di dalam tulisannya itu. Dengan membaca secara cermat apa yang tertulis itu, pembaca akan dapat mengetahui sudut pandang pengarang serta kesan umum yang ada di dalam tulisan itu.
b.      Mencatat Gagasan Utama
Pencatatan gagasan utama dimaksudkan adalah pencatatan bagian yang penting-penting. Gagasan utama itu dapat berupa inti bacaan. Umpamanya, jika tulisan itu merupakan perjalanan sejarah raja-raja suatu kerajaan yang diceritakan dengan berbagai gaya pemerintahannya, catatan itu dapat berupa nama raja dan tahunnya. Kemudian, catatan itu dapat berupa tempat-tempat kedudukan raja itu masing-masing. Hasil pencatatan ini dapat dipakai untuk menuliskan kembali ringkasannya sehingga catatan itu berguna untuk pemandu penuliasan itu. Dengan pencatatan itu dapat juga diketahui bagian mana yang perlu dan bagian mana pula yang tidak diperlukan di dalam menulis ringkasan.
Jadi, pencatatan gagasan utama itu bertujuan untuk:
(1) mengendalikan pikiran pembaca dalam penulisan ringakasan,
(2) memilah hal-hal yang penting dan tidak penting.

c.  Mengadakan Reproduksi
Mengadakan reproduksi dimaksudkan adalah menulis ringkasan yang telah dibaca itu. Penulisan ringkasan itu dapat dilakukan setelah melalui dua tahap pertama. Penulisan itu didasarkan urutan yang terdapat pada sumber asli atau karangan aslinya. Jadi, penulisan ringkasan tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi dilakukan sesuai dengan urutan tulisan aslinya. Oleh sebab itu, pada saat tahap pencatatan, sudah dapat digambarkan urutan paragraf tulisan asli itu. Dalam tulisan ringkasan ini kalimat-kalimat tulisan asli harus dihindari. Kalimat yang dipakai adalah kalimat penulis ringkasan itu sendiri. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa ringkasan itu adalah hasil penulisan sendiri terhadap suatu tulisan atau wacana. Guru pernah memerintahkan kepada siswa. “Coba kamu baca wacana ini. Kemudian, ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri”. Hasil penceritaan kembali itu dapat disebut sebagai ringkasan.
Ringkasan yang dihasilkan itu sebaiknya memakai kalimat yang pendek-pendek. Kalimat-kalimat majemuk sebaiknya dihindari kalau tidak terpaksa. Ilustrasi yang penjelasan yang panjang dihilangkan. Kutipan langsung disampaikan dengan kutipan tidak langsung.
Ringkasan tidak boleh diisi dengan interpretasi sendiri. Orang yang meringkas itu tidak dapat menandakan gagasan sendiri dalam ringkasannya. Jika itu tidak dihiraukan, tentu ringkasan itu bukanlah ringkasan lagi namanya. Itu adalah opini. Sebuah ringkasan bukan opini.
Jika ringkasan menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal, ringkasan harus menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal. Dengan demikian, suatu dialog juga harus diringkas dengan memakai kalimat-kalimat berita dengan sudut pandang orang ketiga.
Biasanya suatu ringkasan ditentukan panjang ringkasan itu. Misalnya, ringkasan itu harus sebanyak 50% dari tulisan asli. Untuk itu, penulis ringkasan harus menghitung kata yang dipakai untuk menuliskan ringkasan itu. 

2.2.5 Contoh Ringkasan
Perhatikan artikel berikut:
Kereta api memang berbeda dengan kendaraan bermotor lainnya. Tugas masinis hanya mengatur kecepatan kuda kereta api. Adapun arah gerak (lurus atau belok) tak perlu diatur, tinggal mengikuti jalur (rel) yang sudah ada. Saat melintas persimpangan, kereta api berbelok secara otomatis sesuai formasi rel yang disusun pengatur lintasan.
Betapa susahnya masinis andai kereta api melaju di jalan raya. Karena berat dan panjang, kereta api sangat sukar dikemudikan. Jangankan berbelok, mengerem saja susah. Tak bisa seketika berhenti seperti halnya kendaraan bermotor. Makanya kadang terjadi kecelakaan kereta api menabrak kendaraan atau orang.
Untungnya kereta api mempunyai jalun sendiri yakni rel. Jadi lebih aman dan nyaman. Untuk itu kita perlu berterima kasih kepada George Stephenson yang menemukan rel kereta api.
Saat Stephenson belia, kereta api belum ditemukan. Dia tinggal di kota Wylam Inggris dalam keadaan sangat miskin. Setiap hari ia bekerja sebagai “sopir” gerobak sapi. Bukan naik di atasnya, melainkan berlari di sampingnya. Untuk membelokkan gerobak, ia menarik leher si sapi sesuai arah yang dituju.
Kemudian dia pindah profesi mejadi kuli batubara. Kala itu kendaraan tidak menggunakan bahan bakar minya (BBM) seperti premium atau solar, tapi batubara (arang). Nah, tugas Stephenson adalah membersihkan batu bara agar siap digunakan. Yap, bisa dibayangkan saban hari wajah dan tangan ilmuwan itu pasti coreng moreng terkena arang.
Meski demikian pekerjaan itu justru memberinya keuntungan besar. Dia menjadi tahu seluk beluk mesin. Ia pun akhirnya diangkat menjadi teknisi. Sayang, pekerjaan itu tak menghindarkannya dari kemiskinan. Maka tekad pun dicanangkan, dia akan bekerja pada James Watt (penemu mesin uap) di Skotlandia. Karena tidak mempunyai uang, ia menempuh perjalanan Inggris-Skotlandia dengan berjalan kaki.
Dari James Watt, Stephenson belajar banyak tentang mesin. Akhirnya bersama William Hedley dan Timnothy Hackworth ia berhasil membuat lokomotif pertama di dunia. Semua mesin dalam lokomotif bernama “blucher” itu merupakan buatan tangan. Bobot total jika tangki bahan bakar diisi penuh batubara seberat 8 ton adalah 13 ton. Kereta api itu dijalankan pertama kali 25 Juli 1814 di kota Cilingwood.
Tahun 1825 Stephenson membangun jaringan rel kereta api pertama di dunia, melintasi Stockton dan Darlington. Lima tahhun kemudian dia membangun rel yang menghubungkan kota Liverpol dengan Manchester.
Meski merupakan ilmuwan jenius, Stephenson tidak bisa membaca dan menulis alias buta huruf. Maklum sejak kecil dia tidak sekolah karena orang tunya miskin. Setelah dewasa dan sukses dia mengambil kursus baca tulis pada malam hari.
Stephenson lahir di Inggris 9 Juni 1781. Dia adalah pemegang hak paten lokomotif dan rel kereta api. Saat ini rel ciptaannya dengan lebar celah 1,435 meter tak lagi digunakan. Rel modern memiliki celah lebih besar agar memuat kereta berukuran besar pula. Dia meninggal di Inggris pada 12 Agustus 1848.

Teks di atas dapat diambil gagasan utamanya untuk disusun menjadi sebuah ringkasan.
1.      Kereta api memang berbeda dengan kendaraan bermotor lainnya.
2.      Bekerja sebagai “sopir” gerobak sapi.
3.      Pindah profesi mejadi kuli batubara.
4.     Pekerjaan itu justru memberinya keuntungan besar. Dia menjadi tahu seluk beluk mesin.
5.      Stephenson belajar banyak tentang mesin
6.      Stephenson membangun jaringan rel kereta api pertama di dunia.
7.      Dia adalah pemegang hak paten lokomotif dan rel kereta api.



Ringkasan dalam bentuk paragraf:
Kereta api (KA) berbeda dengan kendaraan bermotor lainnya, karena KA berjalan di atas rel. George Stephenson, sang penemu rel KA, sebelumnya bekerja sebagai ‘sopir’ gerobak sapi, yang kemudian pindah profesi menjadi kuli batubara. Pekerjaan itu memberinya keuntungan, karena dia menjadi tahu tentang mesin. Akhirnya Stephenson memutuskan belajar tentang mesin kepada James Watt. Bersama Hadley dam Timnothy Hackworth, ia berhasil membuat lokomotif pertama di dunia. Tahun 1825 Stephenson membangun jaringan rel kereta api pertama di dunia. Dia adalah pemegang hak paten lokomotif dan rel KA.





BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya buku, film, produk teknologi dan lain-lain. Ringkasan adalah sebuah karangan yang kehilangan hiasan, keindahan, ilustrasi, dan keterangan yang bertele-tele. Ringkasan juga diartikan sebagai penyajian singkat dari sebuah karangan
2.      Tujuan meresensi buku bermacam-macam. Diantaranya yaitu: penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya, penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca, penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya. Sedangkan tujuan ringkasan dibuat untuk membantu pembaca buku memahami buku yang panjang itu. Ringkasan membantu pembaca buku untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan cara menghemat waktu.
3.    a. Hal-hal yang perlu dipertimbangan dalam resensi, yaitu: keinginan pengarang, kepentingan pembaca, pengarang dan pembaca, dan materi karangan.
b. Resensi diharapkan menyajikan materi buku dengan tepat, yang meliputi: Landasan filosofi penulis karya asli; kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi; fisik karya yang diresensi, termasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna, jilid, gambar dan ilustrasi.
c. Bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
4.      Syarat menulis resensi, diantaranya ialah :
1)                 Resensi perlu menyebutkan jenis buku.
2)                 Adanya deskripsi buku : materi atau isi, penerbit, tebal, format, jumlah bab, dan lain-lain.
3)                 Dalam penyajian materi diharapkan: sesuai dengan tuntutan dan selera pembaca,  sesuai dengan tingkat pendidikan dan segmen pembaca, sesuai dengan visi dan misi penulis, dan berapa ketentuan lainnya.
4)                 Dalam penyajian isi: keseluruhan isi buku dari sampul dengan bahasan utama, basis kompetensi penulis serta kelayakan buku bagi pembaca.
5)                 Harus bermanfaat
Syarat membuat ringkasan:
1)             Disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan asli.
2)             Berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada dalam tulisan asli.
3)             Tetap mempertahankan keberadaan isi bab per bab dari karangan asli.
5. Pada dasarnya, sistematika resensi adalah sebagai berikut:
a)  Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.
b) Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
c)  Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
d) Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
e)  Sampaikan pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
f)   Tuliskan identitas si penulis resensi.
Sistematika atau cara dalam membuat ringkasan yaitu:
a)    membaca naskah
b)   mencatat gagasan utama
c)    mengadakan reproduksi
6.Contoh resensi : Resensi novel, buku, film, dan lain sebagainya.
Contoh ringkasan: Ringkasan buku, artikel, cerita, dan lain sebagainya.

3.2 SARAN
            Setelah mempelajari tentang ringkasan dan resensi, sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari ringkasan dan resensi itu sendiri. Serta kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penulisan ringkasan dan resensi tersebut sesuai kaidah yang baik dan benar agar hasil yang kita buat dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.






Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi). Jakarta: Akademika Pressindo.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
http://www.nuraisyahriscaw.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar

:)