BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menyajikan
kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut
meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, diantaranya
ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas
bab sebuah buku.
Sama
halnya dengan ringkasan, dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya
penilaian terkait dengan karya tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang
berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi
sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa surat kabar maupun majalah.
Dalam kegiatan
resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang seimbang
akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca.
Resensi diperlukan untuk mengetahui
informasi dari sebuah buku. Buku yang diresensi
merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat
pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk
dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku
tersebut. Melalui ringkasan, seseorang dapat dengan mudah memehami isi bacaan.
Menulis
resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca.
Didalamnya disajikan berbagai
ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini
dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang
dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas
segala sesuatu tentang resensi dan ringkasan yaitu pengertian atau definisi,
tujuan, syarat, dan cara membuat resensi dan ringkasan, dan sebagainya.
1.2
Rumusan Masalah
Berikut permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
Apa pengertian resensi dan ringkasan?
2.
Apa saja tujuan resensi
dan ringkasan?
3.
Bagaimana
pertimbangan, materi, dan penggunaan bahasa dalam resensi?
4.
Syarat-syarat
apa saja yang harus diperhatikan dalam resensi dan ringkasan?
5.
Bagaimana
sistematika penulisan resensi dan ringkasan?
6.
Apa saja contoh
resensi dan ringkasan?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian resensi dan ringkasan.
2.
Untuk mengetahui
tujuan resensi dan ringkasan.
3.
Untuk mengetahui
pertimbangan, materi, dan penggunaan bahasa dalam resensi.
4.
Untuk mengetahui
syarat penulisan resensi dan ringkasan.
5.
Untuk mengetahui
cara menulis resensi dan ringkasan.
6.
Untuk mengetahui
contoh dari resensi dan ringkasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Resensi
Resensi sangat diperlukan melihat banyaknya
karya-karya yang lahir hingga saat ini bahkan masa yang akan datang. Resensi
menjadi informasi tambahan bagi penikmat karya dalam memilih atau memahami hal
yang menjadi daya tarik mereka terhadap karya tersebut. Tentunya melalui
resensi yang memuat penilaian terkait suatu karya atau karangan.
2.1.1 Pengertian Resensi
Menurut
Widjono Hs (2012:297), resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya
buku, film, produk teknologi dan lain-lain. Penilain ini menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan dengan kualitas yang terkait
dengan keunggulan maupun kekurangan-kekurangannya.
Resensi
buku berupaya menyajikan penilaian objektivitas kuliatas buku sehingga dapat
menjembatani keinginan penulis kepada pembacanya. Penilaian berhubungan dengan
keahlian dan pengalaman pengarang atas karya yang diresensikan, analisis
penyajian materi, analisis teknik penyajian, analisis kebahasaan, keunggulan
atau kekuatan topik dan pembahasan,
kekuatan ekspresi, kekuatan intelektual, dan lain-lain yang dapat memotivasi
pembaca resensi untuk membaca bukunya secara langsung.
2.1.2 Batasan
Resensi
Menurut
Arifin (2009:235), resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai
sebuah hasil karya atau buku. Dengan demikian, resensi dapat juga dikatakan
sebagai suatu komentar atau ulasan seorang penulis atas sebuah hasil karya,
baik buku, film, karya seni, maupun produk yang lain. Misalnya, buku karya
ilmiah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen, drama/lakon,
dan sejenisnya dapat diresensi. Komentar atau ulasan hendaklah faktual,
objektif, dan bertolak dari pandangan yang positif. Komentar atau ulasan tersebut
menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan dengan keunggulan
maupun kekurangannya, berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan karya tersebut.
Semua kekurangan dan kelemahan yang dipaparkan dalam resensi akan dijadikan
masukan yang sangat berharga bagi penulis karya tersebut.
Dalam
resensi lazimnya dikemukakan pula pandangan dan pendapat penulisnya. Boleh juga
dicantumkan format, ukuran, dan halaman buku. Akan tetapi, yang paling prinsip
adalah substansinya.
2.1.3 Tujuan Menulis Resensi
Menurut
Arifin (2009:236), tujuan meresensi buku bermacam-macam, yaitu:
Pertama,
penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada
pembacanya.
Kedua,
penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah buku
atau hasil karya yang diresensikan itu layak mendapat sambutan masyarakat atau
tidak.
Ketiga,
penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya untuk membaca buku tersebut
secara langsung.
Keempat,
penulis resensi dapat pula mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas
buku, baik kelebihan maupun kekurangannya.
Kelima,
penulis resensi mengharapkan memperoleh honorarium atau imbalan dari media
cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
2.1.4 Pertimbangan dalam resensi
Menulis resensi berarti
menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya
disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai sisi. Ulasan ini
dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang
dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Untuk itu, dalam bukunya Widjono Hs
(2012:298), pertimbangan menyajikan:
1) Keinginan pengarang
Keinginan
tidak seluruhnya terbuang dalam karangannya misalnya misi, visi, dan hakikat
penulisan tidak seluruhnya dituangkan dalam karangannya. Untuk mengetahui hal
tersebut, penulis resensi perlu melakukan metaanalisis, yaitu mengkaji landasan
filosofi yang dijadikan dasar penulisan, misalnya: landasan idealism, paradigma
pembaca yang hendak dikembangkan melalui karangannya dan fokus pengembangan
keterampilan pembaca.
2) Kepentingan Pembaca
Dengan
membaca resensi, pembaca akan merasa terbantu mendapatkan informasi buku yang
diperlukan. Pembaca akan dapat melihat gambaran keseluruhan isi, informasi
tentang buku, dan kualitas buku tanpa harus melihat buku tersebut diantara buku yang begitu banyak di took-toko
buku. Bahkan, mereka cukup membaca di
surat kabar yang dibelinya, tanpa harus ke toko buku yang mungkin akan memakan
waktu yang dinilainya sangat berharga.
3) Pengarang dan Pembaca
Resensi
merupakan upaya mengomunikasikan harapan pembaca dan keinginan pengarang akan
adanya buku berkualitas yang diperlukannya. Sejalan dengan hal itu, penulis
resensi perlu menginformasikan sasaran dan target yang diharapkan penulis
kepada pembacanya. Untuk itu resensi perlu mencantumkan tujuan konkret yang
hendak disampaikan kepada pembaca, unsur penting buku tersebut, keunggulan-keunggulan,
dan manfaatnya bagi keperluan pembaca.
4) Materi Karangan
Resensi
harus mengemukakan materi tulisan. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani
keinginan penulisan dan pembacanya. Penulis resensi berkewajiban melakukan hal
ini untuk menunjukkan bahwa materi tersebut
tepat bagi segmen pembaca yang menjadi targetnya. Materi ini menyajikan
keseluruhan materi secara ringkas, terutama materi bahasa yang baru dan perlu
diketahui oleh calon pembaca dengan menunjukkan berapa pentingnya materi
tersebut bagi pembaca.
2.1.5 Materi yang Diresensi
Menurut Arifin (2009:236), resensi diharapkan
menyajikan materi buku dengan tepat, yang meliputi:
1) Landasan filosofi penulis karya asli;
2) Kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi;
3) Substansi karya yang diresensi bagian per bagian,
bab per bab;
4) Fisik karya yang diresensi, termasuk ukuran buku,
kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna, jilid, gambar dan ilustrasi.
2.1.6 Bahasa dalam Resensi
Menurut
Arifin (2009:238), bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin
menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah
Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang
efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
Langkah dan
teknik meresensi sebuah karya lazimnya mengikuti tahapan berikut:
o Mengamati Suatu Karya
o Membaca Isi Suatu Karya
o Membuat Ringkasan
o Memaparkan Isi dan Mutu Suatu Karya
2.1.7 Syarat-Syarat Menulis Resensi
Berapa
hal yang perlu ditekankan dan diperhatikan dalam menulis resensi, diantaranya:
1. Resensi perlu menyebutkan jenis buku.
2. Adanya deskripsi buku : materi atau isi, penerbit,
tebal, format, jumlah bab, dan lain-lain.
3. Dalam penyajian materi diharapkan: sesuai dengan
tuntutan dan selera pembaca, sesuai
dengan tingkat pendidikan dan segmen pembaca, sesuai dengan visi dan misi
penulis, dan berapa ketentuan lainnya.
4. Dalam penyajian isi: keseluruhan isi buku dari
sampul dengan bahasan utama, basis kompetensi penulis serta kelayakan buku bagi
pembaca.
5. Harus bermanfaat
2.1.8 Sistematika Resensi
Menurut Arifin (2009:238) pada dasarnya, sistematika
resensi adalah sebagai berikut:
a) Cantumkan tema atau judul karya yang
diresensi.
b) Sebutkan nama
pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
c) Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan
karya yang diresensi.
d) Jelaskan kualitas
karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan
karya sejenis yang sudah ada.
e) Sampaikan pendapat dan simpulan penulis
resensi secara pribadi.
f) Tuliskan identitas si penulis resensi.
2.1.9
Contoh Resensi
NOVEL
Don’t Cry “cinta itu
bertahan meski dia terluka”
Judul buku : Don't Cry "cinta itu bertahan
meski dia terluka"
Pengarang : Adytya Fitriani
Penerbit : de TEENS
Tahun terbit : Maret, 2014
Kota terbit : Yogyakarta
Tebal buku : 244 Halaman
Sinopsis :
"Aku janji Hikari.
Kita akan selalu memiliki". Itu yang diucapkan Takeru
saat kami merayakan dua tahun hubungan kami. Aku sangat bahagia. Kami memang
pasangan serasi yang membuat banyak orang terasa iri.
Penggalan cerita diatas
merupakan ulasan sedikit tentang isi novel. Novel yang mengisahkan tentang
percintaan seorang remaja SMA. Perjalanan cinta mereka yang terbilang lancar -
lancar saja tanpa ada pertengkaran yang memuncak. Dua remaja yang sama-sama
memiliki keinginan untuk bisa melanjutkan studinya di Universitas yang mereka
inginkan. Takeru yang ingin melanjutkan di Jurusan Komunikasi disalah satu
Universitas yang terkenal. Hikari yang juga ingin melanjutkan studinya di
jurusan Sastra dan Bahasa. Meski keinginan mereka berbeda, namun Takeru
berjanji akan selalu bersama Hikari. Apa pun itu kondisinya.
Sampai pada suatu saat
tepat akan ulang tahun Takeru, Hikari mencari kado untuk kekasihnya dengan
alasan berbohong ada janji dengan sahabatnya. Sepulang membeli kado, Hikari
terburu - buru karena telah berjanji akan makan malam bersama Takeru ia cepat -
cepat pulang. Hikari kecelakaan.
Takeru yang mendengar
berita itu langsung merasa bersalah karena telah membuat Takeru terburu - buru
untuk bertemu dengannya. Selama menunggu Hikari sembuh, ternyata Takeru pun
punya penyakit kanker otak. Sehingga membuatnya untuk menjauh dari Hikari.
Hikari pun sadar dari koma, namun Hikari sudah kehilangan jejak Takeru.
Takeru menghilang dari
semuanya. Hingga perkuliahan sudah berjalan dua tahun, Hikari sama sekali tidak
menemukan jejak Takeru. Sampai pada akhirnya ibu Hikari menceritakan semua apa
yang sebenarnya terjadi selama dua tahun belakangan semenjak dia koma.
Takeru merasa dirinya
ingin bertemu dengan Hikari. Dengan segera Hikari menemui Takeru di tempat yang
sudah dijanjikan. Namun, Hikari tak menemukan satu orang pun di taman. Sampai
Hikari menerima telepon bahwa Takeru pingsan di taman karena suhu yang sangat
dingin.
Hikari langsung berlari
menuju rumah sakit tempat Takeru dirawat. Ryuu-kun teman kecil Takeru langsung
menginformasikan kalau Takeru mengalami koma.
Dengan rasa cinta
setiap hari Hikari menjenguk Takeru dengan menggenggam tangan Takeru berharap
ia akan segera sadar. Sampai pada akhirnya, penantian itu datang. Takeru sadar
dari komanya. Semuanya senang lalu keluar kamar perawatan membiarkan mereka
menikmati waktu berduanya.
Pemakaian Bahasa :
Jika dilihat dari
cerita dalam novel tersebut, Hikari dan Takeru menggunakan bahasa sehari-hari
khas anak remaja. Bahasanya ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang
dalam. Dalam novel ini, penulis juga banyak menyisipkan kata-kata asing. Namun
juga terdapat sebagaian besar kalimat ditulis dalam bahasa baku yang
mencerminkan novel ini layaknya novel terjemahan, tetapi mudah dipahami.
Jika dibandingkan dengan beberapa karya maupun novel
sejenis, novel ini juga memiliki khas tersendiri dengan berlatarkan suasana
negara Jepang. Serta gaya dan pola hidup masyarakat negara tersebut.
Kelebihan :
a. Ilustrasi gambar sampul menarik.
b. Bahasa yang digunakan mudah dipahami sesuai dengan bahasa
yang digunakan anak remaja pada umumnya dalam percakapan sehari-hari.
c. Tampilan dalam novel tidak monoton serta menarik.
d. Terdapat tambahan bahasa asing, sehingga menambah
wawasan dan perbendaharaan kata.
Kelemahan :
a. Jalan cerita atau alur cerita tidak teratur,
sehingga sulit memahami bagian cerita sebelumnya.
b. Penyelesaian konflik terlalu singkat, sehingga
permasalahan tokoh tidak mencapai puncak atau datar saja.
c. Warna kertas tidak putih sehingga menimbulkan kesan
sudah lama.
d. Serta halaman tertentu berjumlah ganda (halaman 13).
Saran :
Secara keseluruhan penggalan cerita
dalam novel ini sudah menarik, namun permasalahannya terlalu cepat selesai.
Sebaiknya penulis lebih memperjelas konflik dengan penyelesaian masalah yang
lebih mendetail. Serta berdasarkan kelemahan tersebut mungkin bisa diperbaiki
percetakan untuk cetakan berikutnya.
Agar lebih menarik lagi untuk dibaca.
Untuk
kalangan remaja yang memiliki hobi membaca, novel ini sangat cocok dijadikan
bahan bacaan yang menghibur. Serta dapat menambah wawasan akan negara luar dan beberapa
penggunaan bahasa asing yang bisa memperbanyak perbendaharaan kata.
2.2
Ringkasan
Ringkasan
sudah tidak asing lagi dalam dunia tulis-menulis, terutama pada proses
pembelajaran. Ringkasan pada umumnya memuat hal-hal penting dalam suatu bacaan
atau tulisan yang mempermudah pembaca untuk lebih memahami karya maupun suatu
buku bacaan.
2.2.1
Pengertian Ringkasan
Menurut
Arifin (2010:231), Ringkasan berasal dan bentuk dasar “ringkas” yang berarti
singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan
suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu
ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan
berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya
yang panjang itu. Pekerjaan meringkas tersebut tidak ubahnya seperti pekerjaan
memangkas-mangkas sebatang pohon yang rimbun, membuang-buang yang tidak perlu.
Ranting-ranting yang tidak berfungsi lagi, pohon-pohon panjat yang menjalar di
sepanjang batang dan dahannya, serta daun-daun yang tidak berguna lagi dibuang.
Hasil ringkasan itu laksana sebatang pohon yang memiliki batang, cabang, dan
ranting, serta daun yang diperlukan saja. Dengan demikian, sebuah ringkasan
adalah sebuah karangan yang kehilangan hiasan, keindahan, ilustrasi, dan
keterangan yang bertele-tele.
Ringkasan
juga diartikan sebagai penyajian singkat dari sebuah karangan. Ringkasan sering
disebut dengan ikhtisar. Dalam ringkasan ide-ide pokok dalam suatu karangan
disajikan kembali secara singkat sehingga menjadi karangan yang lebih ringkas.
Penulis
ringkasan harus memahami isi tulisan asli. Dia berbicara sebagai “penyambung
lidah” penulis asli dengan karangannya yang lebih pendek. Akan tetapi, hasil
ringkasannya itu dapat dipandang sebagai karangan yang bersudut pandang orang
ketika sehingga gaya kalimat langsung dapat dijadikan kalimat tidak langsung
dengan memanfaatkan kata bahwa dalam ringkasan itu. Sebaliknya, penulis
ringkasan tidak dapat melepaskan dirinya dari diri penulis asli dalam hal kesan
yang dimunculkan oleh ringkasannya itu. Oleh sebab itu, ringkasan tetap
mempertahankan keberadaan isi bab per bab, bagian per bab dengan sangat
memedulikan tata urutan yang ada di dapat karangan asli.
2.2.2 Tujuan Membuat Ringkasan
Seorang
siswa diserahi oleh guru sebuah cerita rakyat atau cerita kepahlawanan untuk
dibaca oleh siswa tersebut. Dari bacaan itu diharapkan siswa tersebut dapat
memahami isinya. Siswa diminta untuk menceritakan kembali dengan bahasanya
sendiri tentang isi cerita rakyat itu. Karena cerita aslinya itu memiliki alur
lurus yang mudah diikuti, siswa dengan mudah menceritakan kembali dengan
bahasanya sendiri sesuai dengan alur cerita asli. Hasil penceritaan kembali
oleh siswa tersebut merupakan suatu ringkasan. Dengan demikian, menurut Arifin (2010:232),
dapat dikatakan bahwa ringkasan cerita dapat dijadikan ukuran bagi guru untuk
melihat seberapa jauh siswa dapat memahami cerita kepahlawanan yang dibacanya.
Seorang siswa yang tidak memahami cerita yang dibacanya dengan baik, dia tentu
tidak dapat menceritakan kembali apa yang dibacanya. Tentu, dia tidak dapat
menulis ringkasan cerita itu.
Sebuah
ringkasan dibuat atas kerja menyingkat atau memendekkan sebuah karangan yang
panjang. Dia harus mampu memilah-milah mana gagasan yang utama dan mana gagasan
yang bawahan. Ringkasan dibuat untuk membantu pembaca buku memahami buku yang
panjang itu. Ringkasan membantu pembaca buku untuk membaca hal itu dalam waktu
yang singkat dengan cara menghemat waktu.
2.2.3
Syarat Membuat Ringkasan
Berdasarkan pembahasan pengertian ringkasan yang
dikemukakan Arifin (2010:231), terdapat beberapa ketentuan dalam membuat sebuah
ringkasan diantaranya:
1. Disajikan dalam bentuk yang lebih pendek
dari tulisan asli.
2. Berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang
ada dalam tulisan asli.
3. Tetap mempertahankan keberadaan isi bab per
bab dari karangan asli.
2.2.4 Sistematika atau Cara Membuat Ringkasan
Beberapa
hal dalam meringkas karangan perlu diperhatikan oleh penulis ringkasan. Yang
perlu diketahui adalah bahwa ringkasan itu tidak akan terwujud andaikata
penulis ringkasan tidak membaca buku asli dengan baik. Oleh sebab itu, langkah
yang dilakukan oleh penulis ringkasan menurut Arifin (2010:233) adalah:
a. Membaca
Naskah
Langkah pertama yang
harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah membaca naskah asli. Pembacaan
tersebut dapat dilakukan berkali-kali agar pembaca tersebut memahami
benar-benar isi karangan itu. Kegiatan ini dapat berwujud dengan baik jika
pembaca selalu menghubungkan bacaan itu dengan kesatuan bacaan, seperti selalu
mengingat judul karangan, selalu memperhatikan daftar isi buku, dan selalu
mengingat urutan bacaan.
Dalam membaca karangan
itu pembaca tidak harus mengambil apa yang tersirat, tetapi lebih ditekankan
pada hal-hal yang tersurat dan hubungannya dengan yang terirat. Maksudnya,
pembaca tidak boleh terlalu jauh mengartikan apa yang tertulis dengan hal-hal
yang dipikirkan oleh pembaca. Oleh sebab itu, pembaca harus memahami
benar-benar apa yang dipikirkan oleh penulis di dalam tulisannya itu. Dengan
membaca secara cermat apa yang tertulis itu, pembaca akan dapat mengetahui
sudut pandang pengarang serta kesan umum yang ada di dalam tulisan itu.
b. Mencatat Gagasan Utama
Pencatatan gagasan
utama dimaksudkan adalah pencatatan bagian yang penting-penting. Gagasan utama
itu dapat berupa inti bacaan. Umpamanya, jika tulisan itu merupakan perjalanan
sejarah raja-raja suatu kerajaan yang diceritakan dengan berbagai gaya
pemerintahannya, catatan itu dapat berupa nama raja dan tahunnya. Kemudian,
catatan itu dapat berupa tempat-tempat kedudukan raja itu masing-masing. Hasil
pencatatan ini dapat dipakai untuk menuliskan kembali ringkasannya sehingga
catatan itu berguna untuk pemandu penuliasan itu. Dengan pencatatan itu dapat
juga diketahui bagian mana yang perlu dan bagian mana pula yang tidak
diperlukan di dalam menulis ringkasan.
Jadi,
pencatatan gagasan utama itu bertujuan untuk:
(1) mengendalikan pikiran pembaca dalam penulisan
ringakasan,
(2) memilah hal-hal yang penting dan tidak penting.
c. Mengadakan Reproduksi
Mengadakan reproduksi
dimaksudkan adalah menulis ringkasan yang telah dibaca itu. Penulisan ringkasan
itu dapat dilakukan setelah melalui dua tahap pertama. Penulisan itu didasarkan
urutan yang terdapat pada sumber asli atau karangan aslinya. Jadi, penulisan
ringkasan tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi dilakukan sesuai dengan
urutan tulisan aslinya. Oleh sebab itu, pada saat tahap pencatatan, sudah dapat
digambarkan urutan paragraf tulisan asli itu. Dalam tulisan ringkasan ini
kalimat-kalimat tulisan asli harus dihindari. Kalimat yang dipakai adalah
kalimat penulis ringkasan itu sendiri. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa
ringkasan itu adalah hasil penulisan sendiri terhadap suatu tulisan atau
wacana. Guru pernah memerintahkan kepada siswa. “Coba kamu baca wacana ini.
Kemudian, ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri”. Hasil penceritaan kembali
itu dapat disebut sebagai ringkasan.
Ringkasan yang
dihasilkan itu sebaiknya memakai kalimat yang pendek-pendek. Kalimat-kalimat
majemuk sebaiknya dihindari kalau tidak terpaksa. Ilustrasi yang penjelasan
yang panjang dihilangkan. Kutipan langsung disampaikan dengan kutipan tidak
langsung.
Ringkasan tidak boleh
diisi dengan interpretasi sendiri. Orang yang meringkas itu tidak dapat
menandakan gagasan sendiri dalam ringkasannya. Jika itu tidak dihiraukan, tentu
ringkasan itu bukanlah ringkasan lagi namanya. Itu adalah opini. Sebuah
ringkasan bukan opini.
Jika ringkasan
menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal, ringkasan harus menggunakan
sudut pandang orang ketiga tunggal. Dengan demikian, suatu dialog juga harus
diringkas dengan memakai kalimat-kalimat berita dengan sudut pandang orang
ketiga.
Biasanya suatu
ringkasan ditentukan panjang ringkasan itu. Misalnya, ringkasan itu harus
sebanyak 50% dari tulisan asli. Untuk itu, penulis ringkasan harus menghitung
kata yang dipakai untuk menuliskan ringkasan itu.
2.2.5 Contoh Ringkasan
Perhatikan
artikel berikut:
Kereta
api memang berbeda dengan kendaraan bermotor lainnya. Tugas masinis hanya
mengatur kecepatan kuda kereta api. Adapun arah gerak (lurus atau belok) tak
perlu diatur, tinggal mengikuti jalur (rel) yang sudah ada. Saat melintas
persimpangan, kereta api berbelok secara otomatis sesuai formasi rel yang
disusun pengatur lintasan.
Betapa
susahnya masinis andai kereta api melaju di jalan raya. Karena berat dan
panjang, kereta api sangat sukar dikemudikan. Jangankan berbelok, mengerem saja
susah. Tak bisa seketika berhenti seperti halnya kendaraan bermotor. Makanya
kadang terjadi kecelakaan kereta api menabrak kendaraan atau orang.
Untungnya
kereta api mempunyai jalun sendiri yakni rel. Jadi lebih aman dan nyaman. Untuk
itu kita perlu berterima kasih kepada George Stephenson yang menemukan rel
kereta api.
Saat
Stephenson belia, kereta api belum ditemukan. Dia tinggal di kota Wylam Inggris
dalam keadaan sangat miskin. Setiap hari ia bekerja sebagai “sopir” gerobak
sapi. Bukan naik di atasnya, melainkan berlari di sampingnya. Untuk membelokkan
gerobak, ia menarik leher si sapi sesuai arah yang dituju.
Kemudian
dia pindah profesi mejadi kuli batubara. Kala itu kendaraan tidak menggunakan
bahan bakar minya (BBM) seperti premium atau solar, tapi batubara (arang). Nah,
tugas Stephenson adalah membersihkan batu bara agar siap digunakan. Yap, bisa
dibayangkan saban hari wajah dan tangan ilmuwan itu pasti coreng moreng terkena
arang.
Meski
demikian pekerjaan itu justru memberinya keuntungan besar. Dia menjadi tahu
seluk beluk mesin. Ia pun akhirnya diangkat menjadi teknisi. Sayang, pekerjaan
itu tak menghindarkannya dari kemiskinan. Maka tekad pun dicanangkan, dia akan
bekerja pada James Watt (penemu mesin uap) di Skotlandia. Karena tidak
mempunyai uang, ia menempuh perjalanan Inggris-Skotlandia dengan berjalan kaki.
Dari
James Watt, Stephenson belajar banyak tentang mesin. Akhirnya bersama William
Hedley dan Timnothy Hackworth ia berhasil membuat lokomotif pertama di dunia.
Semua mesin dalam lokomotif bernama “blucher” itu merupakan buatan tangan.
Bobot total jika tangki bahan bakar diisi penuh batubara seberat 8 ton adalah
13 ton. Kereta api itu dijalankan pertama kali 25 Juli 1814 di kota Cilingwood.
Tahun
1825 Stephenson membangun jaringan rel kereta api pertama di dunia, melintasi
Stockton dan Darlington. Lima tahhun kemudian dia membangun rel yang
menghubungkan kota Liverpol dengan Manchester.
Meski
merupakan ilmuwan jenius, Stephenson tidak bisa membaca dan menulis alias buta
huruf. Maklum sejak kecil dia tidak sekolah karena orang tunya miskin. Setelah
dewasa dan sukses dia mengambil kursus baca tulis pada malam hari.
Stephenson
lahir di Inggris 9 Juni 1781. Dia adalah pemegang hak paten lokomotif dan rel
kereta api. Saat ini rel ciptaannya dengan lebar celah 1,435 meter tak lagi
digunakan. Rel modern memiliki celah lebih besar agar memuat kereta berukuran
besar pula. Dia meninggal di Inggris pada 12 Agustus 1848.
Teks di atas
dapat diambil gagasan utamanya untuk disusun menjadi sebuah ringkasan.
1. Kereta api memang berbeda dengan
kendaraan bermotor lainnya.
2. Bekerja sebagai “sopir” gerobak sapi.
3. Pindah profesi mejadi kuli batubara.
4. Pekerjaan itu justru memberinya keuntungan
besar. Dia menjadi tahu seluk beluk mesin.
5. Stephenson belajar banyak tentang mesin
6. Stephenson membangun jaringan rel kereta
api pertama di dunia.
7. Dia adalah pemegang hak paten lokomotif
dan rel kereta api.
Ringkasan dalam
bentuk paragraf:
Kereta
api (KA) berbeda dengan kendaraan bermotor lainnya, karena KA berjalan di atas
rel. George Stephenson, sang penemu rel KA, sebelumnya bekerja sebagai ‘sopir’
gerobak sapi, yang kemudian pindah profesi menjadi kuli batubara. Pekerjaan itu
memberinya keuntungan, karena dia menjadi tahu tentang mesin. Akhirnya
Stephenson memutuskan belajar tentang mesin kepada James Watt. Bersama Hadley
dam Timnothy Hackworth, ia berhasil membuat lokomotif pertama di dunia. Tahun
1825 Stephenson membangun jaringan rel kereta api pertama di dunia. Dia adalah
pemegang hak paten lokomotif dan rel KA.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Resensi adalah
ulasan atau penilaian sebuah hasil karya buku, film, produk teknologi dan
lain-lain. Ringkasan adalah sebuah karangan yang kehilangan hiasan, keindahan,
ilustrasi, dan keterangan yang bertele-tele. Ringkasan juga diartikan sebagai
penyajian singkat dari sebuah karangan
2. Tujuan meresensi buku bermacam-macam. Diantaranya
yaitu: penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada
pembacanya, penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca,
penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya. Sedangkan tujuan ringkasan
dibuat untuk membantu pembaca buku memahami buku yang panjang itu. Ringkasan
membantu pembaca buku untuk membaca hal itu dalam waktu yang singkat dengan
cara menghemat waktu.
3.
a. Hal-hal yang
perlu dipertimbangan dalam resensi, yaitu: keinginan pengarang, kepentingan
pembaca, pengarang dan pembaca, dan materi karangan.
b. Resensi diharapkan
menyajikan materi buku dengan tepat, yang meliputi: Landasan filosofi penulis
karya asli; kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi; fisik karya yang
diresensi, termasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna,
jilid, gambar dan ilustrasi.
c. Bahasa resensi
hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan
objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan
bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran
yang logis.
4. Syarat menulis resensi, diantaranya ialah :
1)
Resensi perlu
menyebutkan jenis buku.
2)
Adanya deskripsi
buku : materi atau isi, penerbit, tebal, format, jumlah bab, dan lain-lain.
3)
Dalam penyajian
materi diharapkan: sesuai dengan tuntutan dan selera pembaca, sesuai dengan tingkat pendidikan dan segmen
pembaca, sesuai dengan visi dan misi penulis, dan berapa ketentuan lainnya.
4)
Dalam penyajian
isi: keseluruhan isi buku dari sampul dengan bahasan utama, basis kompetensi
penulis serta kelayakan buku bagi pembaca.
5)
Harus bermanfaat
Syarat membuat ringkasan:
1)
Disajikan dalam
bentuk yang lebih pendek dari tulisan asli.
2)
Berpedoman pada
keutuhan topik dan gagasan yang ada dalam tulisan asli.
3)
Tetap
mempertahankan keberadaan isi bab per bab dari karangan asli.
5. Pada dasarnya, sistematika resensi
adalah sebagai berikut:
a) Cantumkan
tema atau judul karya yang diresensi.
b) Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit,
tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
c) Kemukakan
sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
d) Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan
dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
e) Sampaikan
pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
f) Tuliskan
identitas si penulis resensi.
Sistematika atau cara
dalam membuat ringkasan yaitu:
a)
membaca naskah
b)
mencatat gagasan
utama
c)
mengadakan
reproduksi
6.Contoh resensi : Resensi novel, buku, film, dan
lain sebagainya.
Contoh ringkasan:
Ringkasan buku, artikel, cerita, dan lain sebagainya.
3.2 SARAN
Setelah mempelajari tentang ringkasan dan resensi, sebagai
seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari ringkasan dan
resensi itu sendiri. Serta kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penulisan
ringkasan dan resensi tersebut sesuai kaidah yang baik dan benar agar hasil
yang kita buat dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal,
dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi). Jakarta: Akademika Pressindo.
Hs, Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.
http://www.nuraisyahriscaw.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
:)